Blog Archives
Lawang Sewu: Dari Pintu ke Pintu
Entah sudah berapa puluh kali kami melewati bangunan ini – dalam perjalanan dari Jakarta menuju ke Yogya atau Surabaya dan sebaliknya – tapi baru kali ini kami menyempatkan diri untuk mampir. Lawang Sewu yang dalam benak kami selama ini adalah bangunan tua, kumuh dan singup, ternyata merupakan bangunan cantik dengan pesona unik.
Bangunan utama Lawang Sewu mulai dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Keseluruhan kompleks dirampungkan pada tahun 1919. Bangunan ini awalnya diperuntukkan untuk kantor Naderlandsch -Indissche Spoorweg Maatschappij, perusahaan perkeretaapian pertama di India Timur.
Pada jaman penjajahan Jepang, bangunan ini diduduki dan dijadikan markas tentara Jepang. Di lantai bawah tanah (basement) dimanfaatkan sebagai penjara. Konon juga sebagai tempat untuk eksekusi. Mungkin cerita-cerita mengenai angkernya tempat ini berawal dari kejamnya penjara Jepang.
Berjalan-jalan di pagi hari, jauh dari suasana angker. Saya justru sangat menikmati kecantikan setiap bangunan. Betapa beruntungnya bila bisa bekerja di tempat dengan arsitektur yang indah seperti ini.
Kaca-kaca patri yang asli bergaya Eropa masih dipertahankan hingga hari ini. Dengan sinar matahari yang berusaha menerobos masuk menjadikan warna-warna kaca pateri semakin cemerlang.
Selain untuk mempelajari sejarahnya, tempat ini juga cocok untuk berfoto ria. Banyak sudut dan lorong yang sangat unik sebagai background foto
Lantas, apakah benar ada seribu pintu di Lawang Sewu. Hampir mencapai seribu. Tapi bukan jumlah pintunya, melainkan daun pintu. Untuk satu pintu bisa ada 6 daun pintu. Perhatikan gambar di bawah. Dalam satu pintu ada 2 daun pintu dalam, dan 4 lembar daun pintu luar. Nah kalau menghitungnya seperti itu, memang bisa dibilang ada sekitar seribu pintu di Lawang Sewu.
Kaihomaru: Crispy Baby Shrimps for Lunch
The ground floor and the first floor of our office building – Citiloft/Citiwalk Sudirman – are dedicated for cafes and restaurants. More than twenty eating places serving lunch everyday. But every day we are still struggling in deciding which restaurant to eat.
Kaihomaru, a Japanese Restaurant, on the 1st floor is the solution that we always take, when we don’t know which one to go. The dishes are light, yet satisfying. My favorites are shibaebi karaage (crispy baby shrimps) and sake onigiri (salmon rice ball)
Categories:
Japanese
Address:
Citiwalk Sudirman
Jl. KH Mas Mansyur No. 121
1st floor. Unit 11
Jakarta
Telp: +62 21 2991 8916
Ambience:
Typical Japanese diner
Attire:
Semi formal, office attire
Our Order and Price Range:
Date of Visit:
April 21, 2014. Lunch with Maga.
Kedai Pelangi: Offers Sop Konro and Buras
Kedai Pelangi, located on the congested street of Jalan Sabang, serves a variety of traditional foods of Makassar such as Coto Makassar and Sop Konro, the famous rib soup, complete with buras (rice cake similar to lontong or ketupat, the Javanese rice cakes). Kedai Pelangi also offers traditional desserts such as ‘palu butung’ and ‘es pisang ijo’.
If you are in Jakarta and are longing for Makassar food, Kedai Pelangi is one of the few places you should visit. A bit of advice. though, if you order Sop Konro remind the server to bring you a very hot soup . Mine was not as hot as it was supposed to be.
Categories:
Makassar Dishes
Address:
Jl. H Agus Salim no 18 A
Jakarta Pusat
Telp: +62 21 315 1999
Ambience:
Attire:
Casual
Our Order and Price Range:
Date of Visit:
April 14, 2014. Dinner with Maga and Andy Jamie