Category Archives: Batik

Berburu Cap Batik

Berawal dari keinginan untuk menghiasi apartment di Seattle dengan hiasan yang benar-benar khas Indonesia, tetapi unik. Dan setelah melewati proses yang panjang dan diburu deadline karena harus selesai sebelum kembali ke Seattle, sampailah pada keputusan untuk membeli “cap batik”. Yang aku maksud dengan cap batik adalah cetakan atau alat yang terbuat dari tembaga yang dipakai untuk membuat batik cap. Aku yakiin, setelah dibingkai dengan manis, cap batik ini akan menjadi hiasan yang benar-benar menawan.

Mencari cap batik dengan motif tradisional, ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Untuk memesan cap yang baru memakan waktu lama. Terpaksa harus menggunakan networking untuk membeli yang bekas. Untung dari lahir hingga remaja aku tinggal di Karangkajen, Yogyakarta. Rumah ibuku dikelilingi juragan batik. Namun tidak serta merta aku bisa mendapatkan cap batik. Sebagian besar juragan batik ini sudah meninggalkan batik tulis dan batik cap dan beralih ke batik printing.

Namun dengan persistensi yang tinggi, bantuan tak terhingga dari keluarga, akhirnya berhasil juga kudapatkan beberapa cap batik tradisional bekas dengan kondisi yang masih bagus. Berikut adalah cap batik yang berhasil aku dapatkan. Mengingat susahnya untuk mendapatkan benda-benda ini, jangan-jangan sebentar lagi cap-cap batik ini menjadi barang antik yang diburu kolektor.

Motif Truntum:

Motif ini termasuk kelompok motif ceplok dari golongan geometris. Konon berasal dari kata “Taruntum” yang berarti senantiasa tumbuh bersemi, semarak lagi. Diciptakan sebagai simbol ungkapan rasa cinta yang tulus tanpa syarat dari istri kepada suaminya. Abadi dan semakin lama semakin subur berkembang biak (tumaruntum)

Motif Sido Luhur:

Berasal dari kata Sido (jadi) dan luhur. Motif tersebut mengandung harapan agar hidup menjadi luhur, berpangkat tinggi, berbudi luhur dan tabah menghadapi segala cobaan hidup

Motif Jlamprang:

Motif khas Pekalongan yang merupakan pengembangan dari patola India yang mendeformasi stilisasi bunga-bunga yang disusun melingkar atau berkeliling secara seimbang dan simetris. Motif ini simbol dari penjuru mata angin dan mempunyai makna kedamaian, kesejahteraan dalam keseimbangan.

Motif Semen Gurdo:

Semen atau bersemi/tumbuh. Semen mengutamakan bentuk tanaman dengan kar dan sulur atau sering disebut pohon hayat, bermakna kehidupan. Lar atau sayap garuda merupakan simbol perlindungan dari kekuatan Sang Pemelihara.

Makna dari motif tersebut adalah untuk mengingatkan bahwa manusia hidup di tengah-tengah lingkungan habitatnya yang sangan mempengaruhi jalan hidupnya. Berdamailah dlama kebaikan dengan laam sekitar sebagai sesama ciptaan Yang Maha Kuasa

Motif Kawung Brendi:

Motif kawung disarikan dari buah kawung, atau kolang-kaling yang dibelah melintang. Motif kawung terdiri dari kawung yang bertajuk empat dan mlinjon berbentuk segi empat yang garis luarnya terdiri dari garis lengkung. Motif ini mengandung pengharapan agar si pemakai adalah seorang manusia yang mempunyai ari suci (bibt unggul) yang dalam hidupnya berguna bagi nusa dan bangsa.

Motif Kawung Kopi Pecah:

Kawung yang diiris-iris sehingga bentuknya menjadi kecil-kecil seperti biji kopi. Motif ini mengandung makna kesedihan atau kesusahan. Untuk mengingatkan manusia bahwa kesedihan adalah salah satu lakon hidup yang harus dijalani.

Motif Beras Wutah:

Sering disebut juga sebagai Wos Wutah. Bermakna mudah mencari rejeki dan hidup berkelimpahan