Blog Archives
Mengintip Kebun Mbak Ninik
Ketika gempa dahsyat menimpa Yogya pada tanggal 27 Mei 2006, rumah ibu di Karangkajen juga terkena imbasnya. Teras, kamar tamu, kamar mbak Ninik – Lanisy nomer 6 dari 9 bersaudara – yang terletak di bagian depan rumah roboh. Dinding di seluruh rumah retak. Rumah ibu harus diratakan sebelum dibangun kembali. Agar rumah lebih kokoh, dan lebih elastis dalam menghadapi gempa, rumah baru sengaja didisain tidak menggunakan genting. Melainkan dicor (lantai dak)
Nah, lantai cor-coran yang lumayan luas ini oleh mbak Ninik dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Saya tidak pernah naik ke atas, dan mungkin tidak akan pernah naik ke atas kalau saja pada kunjungan saya ke Yogya minggu lalu (6 Desember 2013), mbak Ninik tidak menawari saya buah duwet (jamblang) berwarna putih. Sudah puluhan tahun saya tidak menyantap buah ini. Ternyata enak. Manis agak sepet. Walapun warnanya tidak ungu, tapi rasanya persis seperti buah duwet masa kecil saya dulu.
“Beli dimana?” tanya saya.
“Dari kebun sendiri.” jawab mbak Ninik
“Kebon di atas?” tanya saya enggak yakin. Untuk meyakinkan diri, saya, mbak Ninik dan mbak Ida (Lanisy nomer 2) naik ke atas melalui anak-anak tangga yang terletak di belakang rumah. Ini dia pohon duwet dalam pot yang berbuah lebat
Selain pohon duwet ternyata koleksi tanaman buah dalam pot mbak Ninik lumayan banyak. Ada sirsak yang kata Mbak Ninik pohonnya merupakan cangkokan dari pohon sirsak di Villa Batu, rambutan, kelengkeng yang mulai berbunga, jambu biji merah.
Ada juga pohon kedondong, yang pohonnya nampak ringkih, tapi berbuah cukup lebat.
Pohon Sawo yang mulai berbuah
Beragam jenis jeruk berderet, sekaligus menjadi pagar pelindung lantai cor-coran tersebut: jeruk nipis, sunkis, lemon chui, bahkan jeruk kingkit
Bahkan ada pula Mangga dan Mengkudu:
Ada pula buah favorit masa kecil, Srikaya. Sayang masih terlalu mentah untuk dipetik dan dinikmati
Borobudur
Borobudur is the largest Mahayana Buddhist temple in the world, built in the 9th century during the reign of Sailendra Dinasty. Located in Central Java, Indonesia, about an hour drive from Yogyakarta.
Borobudur is listed as a UNESCO World Heritage Site.
More than two thousand reliefs like these can be found on the walls of the temple.
To find out the meaning behind these reliefs, you should take advantage of the tour guides provided by the Borobudur Management for a small fee.
Ratu Boko
Kraton Ratu Boko (Ratu Boko’s Palace) stands proudly at the top of the hill, facing north toward the Prambanan Temple and Mount Merapi. When most of the historical relics in Java are in the form of religious temples, Ratu Boko site is believed to be a remains of a palace. The locals believe that the palace once belong to King Boko, the king’s in the Javanese folklore of Lara Jonggrang, but archaeologists think it was the palace of King Sailendra of Mataram
Date visited: November 28, 2008
d’Omah: Makan di Tepi Sawah
Sebenarnya d’Omah lebih tepat masuk ke kategori hotel dibanding kategori restaurant. Namun, karena saya belum sempat untuk menginap di tempat ini, saya tidak punya pendapat mengenai hotel ini. Beruntung saya diberi kesempatan untuk melihat-lihat fasilitas d’Omah.
Makan siang di restaurantnya yang berada tepat di depan sawah ini merupakan pengalaman yang menyenangkan. Sayang makanan tradisionalnya sudah disesuaikan dengan selera internasional, jadi untuk lidah saya makanannya jadi enteng. Tongseng yang saya pesan jadi hilang khas tongsengnya. Untuk carang gesing yang dilengkapi dengan vanilla ice cream, OK sekali .
Categories:
Indonesian Food and Hotel
Address:
Ambience:
Javanese Village
- The Terrace
Pelem Golek: Pondok Makan di Yogya Utara
Pada waktu memesan Sapi Mongolia, saya pikir yang akan disajikan adalah sapi ala Mongolian grill yang kering. Ternyata yang keluar adalah Sapi Mongolia khas Pelem Golek yang sedikit berkuah dan disajikan di atas pepaya matang yang manis. Rasa yang tercipta adalah rasa nano-nano … asam, manis dan pedas. Sapi Mongolia merupakan salah satu signature dish nya Pelem Golek, restauran yang sebenarnya lebih mengkhususkan pada ikan.
Categories:
Fish, Seafood, Indonesian
Address:
Jl. Palagan Km 7 No. 99
Yogyakarta
Indonesia
Telp: +62 274 867676
Ambience:
Natural by the river. Javanese “juglo” and “lesehan”.
Attire:
Casual
Price Range:
Rp 50.000,- – Rp 75.000,- per person
Date of Visit:
July 18, 2011, dinner with Maga, Junior, Mas Ade, Mbak Ully and Wenang
Our Orders and the Prices:
Teh Daun Jati Belanda Rp. 6.500,-
Es Leci Rp. 13.500,-
Es Singapore Rp. 13.500,-
Es Kopyor Rp. 25.000,-
Jus Sirsat Rp. 25.000,-
Air Mineral Rp. 6.000,-
Bakmi Kadin: Untuk Nilai Kenangannya
Sambil nongkrong menikmati Bakmi Godok yang dihidangkan di atas piring yang sudah gempil di sana-sini, kami membahas mengapa setiap kali kami ke Yogya, “Bakmi Kadin” merupakan salah satu restoran yang wajib dikunjungi. Dari rasa memang enak, tapi rasa-rasanya banyak tempat lain yang membuat bakmi lebih enak. Dari sisi tempat, penuh, panas, remang-remang dan sulit cari parkir — walaupun orkes kroncongnya, termasuk unik. Dari sisi harga, termasuk mahal untuk ukuran Yogya. Yang tidak bisa dipungkiri adalah rasa pulang kampung setiap kali berkunjung ke warung ini. Ada kenangan tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lain …
Categories:
Noodle, Javanese
Address:
Jl. Bintaran Kulon no 3 & 6
Yogyakarta
Indonesia
Telp: +62 274 373 396
Ambience:
Typical Central Java Warung, withour air conditioner
Attire:
Very Casual
Price Range:
Rp 11.000 – Rp 25.000,- per person
Date of Visit:
July 17, 2011, dinner with Maga, Junior, Mas Ade, Mbak Ully and Wenang
Our Orders and the Prices:
Bakmi Godog Telor Rp. 17.000,-
Bakmi Goreng Telor Rp. 17.000,-
Bakmi Istimewa Telor Rp. 20.000,-
Bajigur Rp. 3.500,-